Pasangan suami istri usianya 75 di Desa Sumberharjo Sleman di karuniai anak yang pertama .
Meski usianya sudah tidak muda lagi. Pasangan suami istri Suharman (75) dan Paryanti (44) warga Grogol Wetan sumberharjo, Prambanan Sleman dikaruniai seorang anak pertama.
Suharman bersama istrinya kepada wartawan Kamis (27/8/20)menceritakan kisah bahagianya tersebut. Bahkan ia tidak menyangka akan dikaruniai anak oleh Alloh SWT meski usianya sudah tidak muda lagi.
Menurutnya, pasangan yang baru setahun menikah itu langsung mendapat anak pertama yang lahir pada 24 Juni 2020 lalu. Bayi laki-laki yang dilahirkan di RSUD Prambanan Sleman oleh Suharman diberi nama Herlambang Prastowo.
“Her artinya air, lambang artinya simbol sedangkan Prastowo artinya prahara. Saya berharap, dengan adanya wabah Covid 19 di negara ini semoga segera hilang, maka dari itu saya namakan Herlambang Prastowo,” tandasnya
Setelah sebelumnya gagal dipernikahan keduanya, Suharman lantas mempersunting Paryanti. Dua bulan menikah, secara tidak sengaja istrinya memeriksakan kesehatanya karena mempunyai penyakit sesak nafas.
Di jelaskan Saat diperiksa, ternyata dokter rumah sakit mengatakan kalau Paryanti sedang mengandung. Sontak kabar tersebut membuat keduanya berbahagia, setelah menunggu 9 bulan, akhirnya bayi dilahirkan secara normal.
“Bayi saya lahir secara normal, dengan berat badan 2,9 kilogram. Saya sangat bahagia sekali, doa saya dikabulkan Alloh SWT dengan memberikan anak,” ungkapnya
Lebih lanjut Suharman mengatakan setiap harinya dirinya bekerja sebagai petani pisang ini, saat persalinan istrinya ia hanya mempunyai uang Rp 300 ribu. Padahal biaya yang dibutuhkan untuk membayar persalinan anknya sekitar Rp 5.13000.
“Saat itu saya tidak punya uang yang cukup. Tapi alhamdulillah banya dermawan dan masyarakat yang membantu saya untuk membayar biaya di rumah sakit,” katanya.
Saat ini hari-hari pasangan suami istri ini penuh kebahagiaan dengan kelahiran anak pertama mereka. Namun karena ASI ibunya sudah tidak keluar, si bayi terpaksa harus diberikan susu formula sebagai pengganti ASI.
“Anak saya di berikan susu formula, karena ASI ibunya tidak tidak keluar. Setiap hari saya bertani pisang kalau istri tidak bekerja, tapi dulu bekerja di sarung tangan,” ucap kakek yang lahir tahun 1945, sebelum kemerdekaan ini.
Meski kesulitan ekonomi, banyak warga sipil berganti datang untuk memberikan bantuan kepada pasangan ini. Seperti yang dilakukan pararelawan Tirto Rescue Berbah, yang memberikan bantuan perlengkapan bayi dan sembako.
Sementara itu relawan Kecamatan Berbah Wahyudi mengatakan “Kami mendapat informasi dari tenan-teman relawan, kalau ada ada kakek yang tidak bekerja punya anak kecil. Makanya kita langsung koordinasi dan memberikan bantuan,”
Ia berharap bantuan yang diberikan dari relawan bisa bermanfaat pada pasangan suami istri ini. “Antar sesama harus saling tolong-menolong, semoga ini bisa bermanfaat,” pungkasnya. (yn)