Pengembang tawarkan konsep Perumahan bagi warga terdampak jalan Tol Jogja –Solo di Desa Joho Klaten .
Para pengembang mulai menawarkan konsep perumahan bagi warga yang rumahnya yang bakal terdampak proyek pembangunan tol Solo-Jogja yang melewati di Klaten. Mereka menjamin konsep tersebut tidak bakal merugikan warga terdampak.
Salah satu pengembang yang menawarkan konsep yakni PT Winha Cipta Karya. Perusahaan asal Jogja itu setahun terakhir menyiapkan lahan-lahan di desa yang sebagian permukimannya dilewati jalan tol Solo-Jogja Salah satunya di Desa Joho, Kecamatan Prambanan Klaten
Direktur PT Winha Cipta Karya, Hardi, mengatakan sekitar setahun ini sudah menyiapkan lahan sekitar 1 ha (satu hektar )di Desa Joho. Lahan tersebut ditawarkan menjadi lokasi baru untuk hunian warga terdampak jalan Tol Solo-Jogja “di Desa Joho kami jadikan sebagai pilot project karena warga Joho yang kami nilai paling siap menghadapi dampak tol ini,” tandasnya minggu (30/8/2020).

Di katakan kami menjamin dari lahan yang disiapkan tak bakal merugikan warga. Ia menjelaskan dari lahan-lahan yang sudah dia siapkan, harga tanah tidak akan dinaikkan. “Kalau pada umumnya pengembang akan menaikkan harga tanah sesuai dengan harga ganti kerugian tanah terkena jalan tol. Maka dari itu kami siapkan konsep sejak setahun lalu yang nantinya harga tidak dinaikkan,”
Di jelaskan konsep tersebut kami tawarkan agar warga tetap bisa memiliki sisa duit dari hasil pembayaran ganti kerugian atas bangunan dan bidang tanah terdampak tol. “Kelemahan selama ini kan orang sudah kehilangan rumah, mau buat rumah lagi susah karena harganya sudah tinggi. Padahal mereka ingin ada sisa uang dari uang ganti kerugian yang dibelikan tanah dan untuk membangun rumah,”ungkapnya
Lebih lanjut Hardi mengatakan Soal harga tanah dan rumah yang tawarkan, yakni mulai dari harga diatas Rp140 juta. Luas bangunan mulai dari 30 meter persegi dengan luas bidang tanah 60 meter persegi.untuk Perumahan Kelas menengah berkisar RP 200.000 juta dan VIP berkisar Rp 600.000 Juta
Kami akan segera menyosialisasikan konsep itu ke warga terdampak proyek tol di Joho dan pihaknya memastikan tidak ada paksaan kepada warga untuk mengikuti konsep itu. “Kami akan sosialisasikan ke warga. Kami sudah membuat beberapa sampel rumah yang nanti bisa dilihat warga ingin seperti apa,”
Selain konsep perumahan, juga sudah membuat konsep bagi warga terdampak jalan tol yang memiliki ternak. Kami menyiapkan konsep perumahan dilengkapi kandang komunal”ujarnya
Sementara itu,Kepala Desa Joho, Yulis Tanto, mengatakan konsep yang ditawarkan pengembang itu untuk mengantisipasi bagi warga yang kebingungan mencari rumah baru setelah rumah yang mereka huni selama bertahun-tahun dilewati jalan tol. “Rata-rata warga itu kan petani. Mereka bingung kalau rumahnya kena tol kemudian mau tinggal dimana. Padahal mereka menghendaki tetap tinggal berada di Desa Joho.
Ia menambahkan konsep yang ditawarkan Hardi tersebut menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kebingungan warga terdampak tol. Ia menegaskan tak ada paksaan agar warga membeli hunian yang disiapkan pengembang itu. “Konsep yang ditawarkan itu warga tetap bisa mendapatkan pengganti rumah tetapi uang ganti kerugian mereka tidak habis. Ini tidak ada paksaan. Kalau warga mau mencari lahan dan membangun rumah sendiri kami persilakan,” pungkasnya. (yn)